Jumat, 18 Maret 2011

Teror Bom, Tak Pernah Berujung


image
Oleh Bambang Isti
TIGA tokoh politik menjadi sasaran bom dalam sehari, Selasa (15/3) kemarin di Jakarta. Ulil Abshar Abdala, ketua Jaringan Islam Liberal (JIL), Gories Mere, kepala kalakhar BNN (Badan Narkotika Nasional), dan Yapto Soerjosoemarno (Pemuda Pancasila).
Bom yang dialamatkan ke dua tujuan yang disebut terakhir berhasil dijinakkan tim Gegana, tapi yang pertama meledak dan beberapa orang termasuk, yang paling parah, Kompol Dodi Rahmawan, Kasat Reskrim Polda Jaktim. Setelah mereka mencoba untuk menaklukkan sediri, tanpa dibantu tim khusus penjinak bom. Karena Tim gegana yang tak kunjung datang.
Polisi sampai kini masih menyelidiki motif di balik peristiwa itu. Terlebih lagi, kali ini alamat paket bom ditujukan kepada perseorangan dan tidak lagi ditujukan ke tempat umum seperti hotel berbintang, atau proyek-proyek vital seperti teror-teror sebelumnya.
Memang muncul dugaan, kejadian Selasa sore kemarin terkait dengan sikap politik Ulil sebagai fungsionaris Partai Demokrat, atau mungkin berhubungan dengan kegiatannya Ulil di masa lalu sebagai koordinator Jaringan Islam Liberal.
Lihat saja dengan judul buku yang ada dalam paket itu " Mereka Harus Dibunuh Karena Dosa-dosa mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin".
Teror bom di negeri ini seakan tak pernah berujung. Bahkan ini dikhawatirkan akan menjadi fenomena baru di dunia teror bom di Indonesia, misalnya dengan media baru yakni melalui paket barang. Lantas dijadikannya tokoh sebagai sasaran teror. Bahkan dengan nama dan alamat jelas di pengirim paket pula.
Peristiwa teror bom sejak 5 tahun terakhir.
Waktu Peristiwa
28 Mei 200 Bom meledak di Tentena , Poso, Sulawesi Tengah. Korban 22 orang tewas.
8 Juni 2005 Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia, Ust Abu Jibril di Pamulang Jawa Barat
1 Oktober 2005 Bom meledak di Kuta Bali. Peristiwa ini menelan 22 orang tewas.
31 Desember 2005 Bom meledak di Pasar daging Babi di Palu, Sulawesi Tengah
10 Maret 2006 Ledakan bom di rumah penjaga Kompleks Pura Agung Setana di Desa Toini. Poso.
22 Maret 2006 Sekitar pukul 19.00 Wita bom meledak di pos kampling di dusun Landangan, Desa Toini, Kecamatan Poso Pesisir
1 Juli 2006 Ledakan bom di gereja Kristen Sulawesi Tengah ( GKST Jalan Pulau Seram, Poso.
3 Agustus 2006 Sekitar pukul 20.00 Wita bom meledak di Stadion Kasintuwu yang terletak disamping Rumah Sakit Umum Poso
18 Agustus 2006 Bom meledak lagi di Poso
6 September 2006 Bom Meledak di Tangkura, Poso Pesisir Selatan
17 Juli 2009 Ledakan di Ritz Caltron dan JW Marriot. Sembilan Orang Tewas. Dengan Perstiwa ini polisi bukan hanya kecolongan, tetapi juga ditampar karena pelaku menggunakan metode baru yaitu menyusup dari dalam. Penyelidikan peristiwa ini pun belum menyeluruh dan belum tuntas.
30 September 2010 Sebuah ledakan yang diduga bom rakitan terjadi di Jalan Kalimalang depan Pasar Sumber Artha, Kota Bekasi, Jawa Barat, sekitar (perbatasan dengan kodya Bekasi), sekitar 100 meter dari pos polisi. Polisi menyatakan ledakan itu melukai satu orang korban yang diduga membawa bahan peledak itu dengan sepeda.
15 Maret 2011 Sebuah bom low explosive meledak di halaman kantor JIL Jaringan Islam Liberal). Melukai 3 orang, diantaranya seorang polisi yang menioca menaklukkan paket bom. Teror ini dianggap modus terbaru yakni melelaui paket berisi buku cetaka.
( Bambang Isti /CN25 )

dikutip dari : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/bicara_fakta/2011/03/16/35/Teror-Bom-Tak-Pernah-Berujung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar