Jumat, 29 November 2013

Jemput Rizqi Lewat 11 Pintu

Banyak jalan menuju Roma. Demikian juga banyak jalur pembuka-pembuka pintu rizqi. Rizqi di sni tidak hanya dalam satu bentuk saja. Termasuk di dalamnya adalah anak atau keturunan. Pada zaman dulu di daerah Jawa ada ungkapan banyak anak banyak rejeki. Kiranya ungkapan ini benar adanya. Seperti dalam salah satu firman Allah disebutkan: “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizqinya….” (QS Hud : 6 juz 11).
Setiap anak diberi rizqi yang dapat meningkat terus, sejalan dengan ketaatan keyakinan terhadap Allah SWT serta ikhtiarnya mencari pintu- pintu rizqi itu. Langkah-langkah membuka rizqi merupakan langkah kita dalam mendekati Allah SWT untuk meminta dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan kita. Langkah-langkah ini hanya dimaksudkan untuk memperoleh keridhaannya. Ada salah satu pintu yang kita lewati belum bisa membukakan pintu rizqi, kita harus mencoba pintu yang lain. Demikian semua ini lagi-lagi sarana menuju pendekatan diri sebagai hamba kepada Kholiqnya.
Beberapa Pintu Rizqi Yang Bisa Dilewati

1.Iman dan Taqwa
Banyak sekali dalil-dalil baik dari Al Qur’an maupun Hadits yang menerangkan hal ini diantaranya, dalam AlQur’an surat Ath-Thalaq yang bila diterjemahkan seperti ini:
“ Barang siapa yang percaya kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq ; 2-3).

2. Istighfar dan Taubat
Adaou istighfar seperti diterangkan Imam ARaghib Al-Ashfahani adalah meminta ampunan dengan ucapan dan perbuatan. “Maka Aku berkata (kepada mereka), mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia mahapengampun.” ( QS: Nuh :10).

3. Akhlaq Mulia
Akhlaq baik adalah sifat, sikap dan tingkah laku baik terhadap sesame maupun orang lain baik istri, anak,orang tua maupun kerabat dekat. Nabi Muhammad SAW menjamin bahwa orng yang berakhlak baik akan mendapat kebaikan dari Allah. Sebaliknya orang yang berakhlak buruk akan mendapatkan malapetaka dari perbuatannya.
Sikap santun kepada orang lain akan mendapatkan karunia besar berupa keluasan rizqi. Bersikap lemah lembut hendaklah dilakukan hanya karena mencari ridha Allah SWT, bukan karena ingin dipujioleh manusia.

4. Tawakkal
Tawakkal tidaklah berarti meninggalkan usaha. Setiap muslim wajib bersusah payah dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah SWT dan rizqi hanyalah dari Dia semata.

5. Ikhlas Beribadah Kepada Allah
Dalam sebuah Hadits Nabi SAW menjelaskan, Allah SWT menjadikan kepada orang yang beribadah kepadaNya sepenuhnmya dengan dua hadiah. Sebaliknya mengancam bagi yang tidak beribadah sepenuhnya dengan dua kesulitan. Dua hadiah bagi orang yang beribadah dengan keikhlasan itu adalah: Kekayaan dan memenuhi kebutuhannya. Dan dua kesulitan bagi yang tidak beribadah adalah: Memenuhi kedua tangan bagi orang yang tidak beribadah dengan berbagai kesibukan dan ia tetap tidak mampu memenuhi kebutuhannya sehingga dia tetap tergantung pada manusia.

6. Haji dan Umroh
Orang-orang yang mendapat kesulitan dalam usaha mendapatkan rezeqi yang banyak banyak bagi diri dan keluarganya dapat melakukan haji dan umrah sebagai jalan melapangkan rizqinya. Haji dan umrah semata-mata diniatkan mencari keridhaan dari Allah SWT.
Dari Jabir radhiallahu anhu, Nabi shallaahu alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kamu selalua haji dan umrah karena sesungguhnya ibadah haji dan umrah ini menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api pandai besi membersihkan karat besi.”(HR Thabbarani dan Al Bazzar).

7. Silaturrahim
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Bakrah ra dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda : “Sesungguhnya ketaatan yang paling disegerakan pahalanya adalah silaturrahim. Hingga satu keluarga yang ahli maksiat pun, harta mereka bisa berkembang dan jumlah mereka bertambah banyak jika mereka bersilaturrahim.Dan tidaklah ada satu keluarga yang saling bersilaturreahim kemudian mereka membutuhkan (kekurangan).
Islam bahkan tidak melarang berbuat baik kepada kerabat dekat yang suka berbuat maksiat, hingga kepada orang-orang kafir. Allah SWT berfirman: “ Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dan negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang berlaku adil.” (QS Al-Mumtahanah ; 8).

8. Bersedekah
Dalam firman Allah, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizqi yang sebaik-baiknya.”(QS Assaba : 39).

9. Menafkahi Penuntut Ilmu
Dari ANas bin Malik ra, ia berkata, “Dua orang bersaudar hidup pada masa RasulullahSAW, salah seorang datang (mengaji) kepada NabiSAW, sedang yang lain bekerja. Yang bekerja ini mengeluh kepada Nabi, keadaan saudaranya yang tidak bekerja. Beliau bersabda : “Semoga engkau dilimpahi rizqi karenanya.” (Hr. Tirmidzi dan Hakim).

10. Menolong Si Lemah
Imam Bukhori meriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’d ra. Ia berkata, bahwa Sa’d memiliki kelebihan dari orang lain . Maka Rasulullah SAW bersabda: “Bukankah kalian ditolong dan diberikan rizqi karena orang-orang lemah di antara kalian.”
Dari Abu Darda’ ra. Nabi SAW bersabda: “Senangkah hatimu mrnjadi lunak dan kebutuhan kamu terkabulkan? Santunilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaa kau akan linak dan segala kebutuhanmu akan tercapai.” (Hr. Thabrani).

11. Hijrah FI Sabilillah
Hijrah yang dimaksud di sini adalah orang yang berhijrah dari negerinya itu adalah untuk mendapatkan ridha Allah SWT dengan menegakkan agamanya yang merupakan kewajiban baginya, dan merupakan sesuatu yang dicintai Allah, juga untuk menolong saudara-saudaranya yang beriman dari bahaya yang dilakukan oleh orang-orang yang tak beriman.
Kedudukan seorang hamba dalam menjemput rizqi yang akan diterimanya dari Allah SWT, wajib dipergunakan secara baik, sebagai bekal hidup di dunia dan akhirat.
Dan sebaik-baik rizqi adalah anak-anak yang shalih dan shalihah, yang kelak akan mengantarkan kita ke surga dan sebagai penolong dan pembela dari siksa neraka.

Disarikan dari majalah Aulia ,
No. 07 tahun IX, Muharram-Shafar 1433

Tidak ada komentar:

Posting Komentar