Jumat, 18 Oktober 2013

Investasi Terbaik


harta-yang-membebaskan
Apa yang terbesik saat mendengar judul diatas? Investasi?  Kali ini aku ingin sharing mengenai investasi yang tepat sebagai bekal kita diakhirat kelak. Beberapa hari ini khususnya di daerah ibukota Jakarta sedang mendapatkan cobaan, yaitu banjir yang menggenangi beberapa lokasi di kawasan ibukota ini. Banyak yang menjadi korban tidak hanya aset namun juga nyawa manusia telah menjadi tumbalnya. (baca : kematian)
kematian itu misteri namun pasti
Sungguh kematian itu misteri namun pasti. Kita tidak akan tahu siapa yang akan meninggal duluan, bahkan bisa jadi mereka yang lebih muda meninggal terlebih dahulu daripada mereka yang sudah tua. So, apa sih kaitannya kematian dengan investasi? Simak ya cerita dibawah ini. Hehehe, jangan bosen-bosen sama ceritaku ;)
Investasi Terbaik
Pada suatu hari tinggal lah sebuah keluarga yang harmonis. Ayah dan ibu saling membantu dan menopang satu sama lain. Ketiga anaknya yang masih kecil bukanlah sebuah beban bagi kedua orangtua tersebut, namun sebagai pelipur lara. Entah bagaimana, beribu-ribu kabar yang tidak enak didera keluarga tersebut tidak membuat keluarga yang harmonis ini rapuh, bahkan lebih kuat.
Apalagi jika si imam dan si makmum yang saling bersinergi, selalu larut dalam keheningan malam meminta petunjuk dari Yang Maha Kuasa, penguasa malam dan siang hari, Allah SWT. Rasa cukup dan tidak berlebih-lebihan dalam segala hal membuat keluarga ini tawadhu dan ridho atas apa yang Allah berikan kepada mereka. Begitulah situasi keluarga yang tinggal di Rawa Bulok, salah satu tempat terkumuh di kota metropolitan.
 “Ayah, hari ini kita makan apa?”, anak terkecil dari pasangan ini bertanya kepada ayahnya. “Hari ini kita makan yang enak, InsyaAllah ya nak setelah ayah pulang bekerja..”. “Baik yah…hari ini aku mau bantu ibu buat makanan juga untuk dijual. Aku tunggu ya yah..”.
Senyum manis itu selalu menjadi motivasi ayah ketiga anak ini untuk bekerja. Sambil memikul karung besar (lebih besar sedikit dari karung beras). Tongkat sepanjang satu meter dengan paku yang berada diujungnya menjadi senjata ayah tersebut dalam berperang mencari nafkah dipagi hari itu.
“Ayah, dhuha dulu sebelum bekerja…”, suara lembut bidadari yang merupakan istri kepala keluarga tersebut selalu memberikan semangat terutama mengenai ibadah. “Baik bu, makasih ya sudah ngeingetin ayah..”
Satu hari penuh sang ayah mencari nafkah, begitu pula dengan sang ibu. Tuntutan ekonomi membuat mereka sekeluarga bekerja seharian. Anak-anakpun juga tidak kalau semangat, sepulang sekolah mereka membantu ibu membuat adonan kue untuk dijual lagi pada esok hari. Begitulah siklus kehidupan keluarga yang bahagia ini.
“Ibu…pernah ga sih ibu menyesal melahirkan kami?”, anak tertua menanyakan hal yang umumnya tidak ditanyakan pada anak sebayanya. “Menyesal? Tentu tidak anakku…kalian adalah titipan Allah…sesuatu yang sangat berharga diberikan Allah pada ayah dan ibu…” “Tapi bu…kami menyusahkan ayah dan ibu, menanggung makan kami semua, biaya sekolah kami semua, bahkan memberikan seluruhnya…” “Itu semua investasi ayah dan ibu..”.
30 tahun kemudian…
30 tahun? Tidak akan terasa. Umur begitu cepat berlalu, banyak kerabat-kerabat yang telah meninggalkan kita. Apa yang masih berbekas?
“Anak-anak yang soleh dan soleha…itu investasi ayah dan ibu…”, “Ibu….maafkan anak-anakmu yang belum bisa berbakti kepada ibu..”,
Di keheningan malam, seorang bidadari surga itu segera bersiap-siap untuk kembali ketempat asalnya, surga. Sang ayah yang telah meninggalkan terlebih dahulu keluarga tersebut, sedang menunggu sang bidadari di surga.
“InsyaAllah kita akan bertemu kembali…di alam yang kekal nak…”, ucap lirih sang ibu kepada anak-anaknya. “Ibu dan ayah sudah tepat menginvestasikan harta yang sangat berharga kepada Sang Khalik. Yaitu diri kalian…anak-anak yang soleh dan soleha. Anak-anak yang selalu mendoakan ayah ibu dikala siang dan malam hari. Kalianlah harta yang tidak ternilai, kalianlah penyelamat ayah ibu saat kami ditanya pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Terimakasih nak…terus doakan kami semua..Dan lakukanlah itu kepada anak-anak kalian kelak…”
Hikmah :
Pernahkah menyesal memiliki orangtua yang tidak kaya? Pernahkah menyesal dilahirkan bukan sebagai orang kaya? Pernahkah menyesal terlahir sebagai orang yang tidak sempurna secara fisik? Namun pernahkah kita menyesal jika memiliki seorang anak yang tidak soleh dan soleha yang sebenarnya itu bekal untuk kita semua diakhirat. Anak-anak yang soleh…investasi terbaik dan passive income paling tepat.
Semoga kita dapat menjadi anak yang soleh dan soleha, yang mampu menjadi penyelamat orang tua kita diakhirat kelak sehingga mampu berkumpul kembali di alam yang lebih kekal. Aamiin, InsyaAllah.
Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:
“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar