Anda belum kenal siapa Tri
Sumono? Dia merupakan salah satu pengusaha yang sukses di berbagai bidang usaha
antara lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan burung,
serta pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan alat
tulis kantor (ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice
Cream Campina. Saat ini omsetnya mencapai 1 milliar / bulannya.
Kalau ditanya mengenai kisahnya
anda bisa googling “Tri Sumono” dan akan banyak berderet cerita historinya
bagaimana ia sukses hingga sekarang. Namun dalam tulisan saya kali ini, saya
akan menghighlight menjadi sebuah tips beberapa cerita, istilah, pesan yang
tersirat dari Pak Tri pada seminar workshop yang diselenggarakan oleh UKM
Center FE UI (22/08).
TIPS KE-1 : JADI PENGUSAHA
SUNGGUH-SUNGGUH
Salah satu kisah yang diceritakan
oleh Pak Tri Sumono yaitu mengenai perjalanan dagangnya yang berawal dari 1
meter tikar. Pada tahun 1997, selain bekerja menjadi seorang office boy di
Gramedia, beliau mencari tambahan penghasilan dengan cara berjualan aksesoris
di Senayan.
Semua barang dagangannya itu
dibeli dengan modal Rp. 100.000,- serta menggunakan sebuah tiker berukuran 1
meter yang menjadi tempat alas barang dagangan aksesoris tersebut.
Dalam tikar kecil itu, Pak Tri
menulis sebuah kalimat sederhana, yaitu “Mau Jadi Pengusaha Sungguh-Sungguh..”.
Tekad untuk memberikan nafkah
kepada keluargalah yang membuat pengusaha ini bersungguh-sungguh untuk jadi
pengusaha. Salah satu kejadian yang dikenangnya yaitu dirinya pantang pulang
sebelum menghasilkan Rp. 300.000,- / harinya. Karena saat itu kebutuhan
keluarga sangat mendesak. Dari sinilah titik balik Pak Tri menjadi pengusaha
yang sungguh-sungguh.
TIPS KE-2 : KOMPAK DALAM RUMAH
TANGGA
Ada salah satu pertanyaan dari
peserta tentang bagaimana Pak Tri mengatur semua usahanya yang terbilang cukup
banyak, serta mengatur karyawannya agar dapat bekerja maksimal (loyal).
Kemudian Pak Tri menjawab “Kalau mau sukses, kompak dulu dalam rumah tangga..”
. Pak Tri menjelaskan bahwa keuangan diatur oleh istrinya, agenda kegiatan
diatur oleh anaknya yang kelas 3 SMA. Pak Tri sempat menyindir juga kepada para
pengusaha yang mudah/gampang puas dengan hasil yang dicapai sehingga melupakan
keluarga yang sebenarnya kunci dari kesuksesan dan keberkahan.
TIPS KE-3 : BUATLAH LINGKARAN
USAHA
Pernah saat itu Pak Tri memiliki
usaha di bidang sembako, yang ternyata hasilnya kurang maksimal. Namun masalah
itu bukan menjadi penghalang bagi Pak Tri untuk terus berinovasi. Salah satunya
yaitu membangun kontrak-kontrakan kecil khusus untuk para pedagang.
Ide briliannya yaitu Pak Tri
memberikan kontrakan dengan harga yang terjangkau oleh para pedagang, namun
dengan catatan para pedagang tersebut membeli bahan baku dagangannya dari toko
sembakonya. “Buatlah lingkaran usaha..”. Alhasil, penghasilannya melebihi dari
hasil sewa kontrakan rumah.
Ide sederhana inilah yang membuat
Pak Tri dapat memiliki beberapa jenis usaha yang berbeda-beda. Dirinya
memberikan saran kepada para pelaku UKM untuk memvisualisasikan lingkaran usaha
yang digeluti sehingga usaha-usahanya dapat selalu berkembang.
TIPS KE-4 : BISNIS MULAI DENGAN
NALURI, BUKAN AMBISI
Peserta lainnya bertanya,
“Bagaimana memilih bisnis yang baik ?“
Kemudian Pak Tri menjawab,
“Bisnis mulai dengan naluri, bukan ambisi. Segera temukan jati diri..”.
Ada banyak orang memulai bisnis
karena masih ikut-ikutan trend. Alhasil ada yang berhasil namun lebih banyak
juga yang tidak berhasil. Mulailah dengan naluri, bukan ambisi. Maksudnya
setiap orang memiliki karakteristik masing-masing. Jika belum menemukan naluri tersebut
maka anda belum menemukan jati diri.
Pak Tri mengungkapkan dengan
adanya naluri, sangat membantu dirinya apakah bisnis ini layak dijalankan atau
tidak. Bahkan dengan naluri tersebut, dirinya juga dapat melihat bahwa apakah
orang ini dapat diajak kerjasama atau tidak. Dengan mengasah naluri ini, Pak
Tri harap para pelaku UKM tidak bingung atau ragu lagi dengan bisnis yang
sedang digelutinya.
Tidak Pernah Berhutang Dengan
Bank
“Sebagai pengusaha, Apakah Pak
Tri punya pengalaman memiliki banyak hutang? Atau berutang di Bank?”, Tanya
sang moderator.
Selama perjalanan usahanya, Pak
Tri memulai usaha benar-benar berawal dari modal terbatas. Bisa dibilang dengan
modal dengkul (berjualan diatas tikar). Beliau menjawab bahwa selama ini dia
berusaha tidak pernah meminjam modal dari Bank. Semua yang dikerjakan berawal
dari modal yang dimilikinya.
“Saya mulai usaha dengan modal
dengkul…Dan itu menjadi guru saya dalam menjalankan berbagai usaha..”, ucap Pak
Tri.
Selama bisnisnya berjalan, beliau
memiliki prinsip usaha yang sederhana. Yaitu jika dia bawa Rp. 100.000,-, maka
minimal dia harus dapat Rp. 125.000,-. Dengan langkah yang nyata dan tidak
berangan-angan inilah Pak Tri bisa dibilang jarang mengalami kerugian hingga
ratusan juta rupiah selama usaha. Nilai-nilai inilah yang ditanam kepada
karyawannya, yaitu untuk dapat menghasilkan lebih meskipun itu sedikit.
- Sekian
Untuk info lebih lanjut, bisa cek
website atau kontak via email :
Pin : 2A56439D
http://www.3jaya.com
trisumono@3jaya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar